Jumat, 25 Maret 2011

SKABIES


SKABIES
Fransiska Erwin IA, S.Ked

Skabies merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis.
Nama lain: gudik, the itch, seven years itch.

Etiologi
Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung (pakaian, tempat tidur, peralatan tidur, handuk, dll). Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu kamar 21°C.

Epidemiologi
·           Skabies banyak dijumpai pada anak-anak, dengan insiden pria=wanita.
·           Faktor-faktor yang mendukung penyebaran: kemiskinan, higiene yang buruk, populasi yang padat.

Gambaran klinik dan diagnosis
·           Kelainan kulit menyerupai dermatitis, dengan disertai papule, vesikel, urtika, dll.
·           Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Di daerah tropis, hampir setiap kasus skabies terinfeksi sekunder oleh Streptococcus aureus dan Staphylococcus pyogenes.
·           Selain bentuk skabies yang klasik, terdapat pula bentuk-bentuk khusus yaitu:
ü  Skabies pada orang bersih: sukar ditemukan terowongan; kutu bisa hilang dengan mandi teratur.
ü  Skabies pada bayi dan anak: dapat mengenai seluruh tubuh
ü  Skabies yang ditularkan oleh hewan: S. Scabiei varian canis biasanya pada peternak dan gembala dapat sembuh sendiri jika menjauhi hewan tersebut dan mandi bersih.
ü  Skabies noduler: nodul disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas, predileksi: genitalia pria, lipat paha, aksila dapat menetap hingga 1 tahun walaupun telah mendapat pengobatan antiskabies.
ü  Skabies incognito: pada skabies jenis ini, penggunaan steroid dapat menyamarkan gejala, dan untuk penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan lesi bertambah hebat karena terjadi penurunan respon imun seluler.
ü  Bed ridden skabies: biasanya pada penderita penyakit kronis yang hanya berbaring di tempat tidur, dan pada orang tua.
ü  Skabies krustosa (Norwegian scabies): lesi berupa gambaran eritrodermi yang disertai skuama generalisata, eritema, dan distrofi kuku; terdapat banyak krusta, yang berfungsi untuk melindungi skabies di bawahnya; mudah menular karena populasi S.scabiei sangat tinggi; dan gatal tidak menonjol, biasanya pada orang tua, orang dengan retardasi mental (Down’s syndrome), sensitisasi kulit yang rendah (misal: lepra), penderita penyakit sistermik yang berat (leukimia dan DM), dan penderita imunosupresif (misal: AIDS).
·           Diagnosis skabies ditegakkan atas dasar:
1.       Adanya terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok berwarna putih abu-abu, panjany beberapa mm sampai 1 cm, dan pada ujungnya tampak vesikel, papule, atau pustule.
2.       Tempat predileksi: sela jari (terutama antara jari 4-5), pergelangan tangan bagian volar, lipat siku, lipat ketiak bagian depan, sekitar umbilikus, abdomen bagian bawah, dan genitalia eksterna pria.
3.       Penyembuhan cepat setelah pemberian obat antiskabies yang efektif.
4.       Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila >1 anggota keluarga menderiat gatal, harus dicurigai adanya skabies.
·           Diagnosis pasti baru dapat ditegakkan bila ditemukan kutu dewasa, telur, larva, atau skibala dalam terowongan pemeriksaan langsung (kerokan lesi)

Diagnosis Banding
1.         Skabies
2.         Prurigo: papule multipel gatal, biasanya pada bagian ekstensor ekstremitas.
3.         Insect bite: timbul setelah gigitan, berupa urtikaria papular.
4.         Folikulitis: nyeri, berupa pustula miliar yang dikelilingi daerah eritem.

Terapi Medikamentosa
1.         Topikal oles ke seluruh tubuh, terutama dari leher ke bawah
  • Permetrin dalam bentuk krim 5%, dosis tunggal 8-12 jam, lalu cuci bersih
  • Salep 2-4 (as. Salisilat 2%, sulfur 4%) dapat diberikan pada anak dan bayi 3 malam berturut-turut
  • Benzil benzoate (Crotamiton) bentuk krim atau lotion 25% 24 jam, ulangi 1 minggu kemudian hanya untuk dewasa karena bersifat iritan
  • Gama benzen heksaklorida (Gameksan) bentuk krim 0,5-1% 2 malam berturut-turut dapat diabsorpsi oleh kulit, sehingga pemakainan berulang dapat meracuni sistem saraf pusat jangan diberikan pada bayi, anak usia <5 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.
2.         Sistemik
  • Antibiotik, jika terdapat infeksi sekunder atau pustulasi
  • Antihistamin sedatif untuk mengurangi rasa gatal, sebaiknya diminum pada malam hari.
  • Apabila gatal sangat hebat/menetap prednison 20mg/hari selama 3 hari

Edukasi
·           Obati seluruh anggota keluarga dan orang-orang terdekat yang juga mengalami gatal-gatal, usahakan bersamaan.
·           Cuci pakaian, seprei, selimut, dan sarung bantal yang digunakan selama pengobatan dengan air panas.






Sumber:
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta:Hipokrates.
Etnawati, K,  et al. 1990. Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin. Yogyakarta:UGM.
Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta:EGC.




download artikel ini DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar