PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Fransiska Erwin I.A., S.Ked.
1. Keadaan Umum
· Isi: jenis kelamin, usia, rawat diri
· Penting untuk menentukan/memperkirakan prognosis pasien
· Contoh: tampak seorang laki-laki sesuai usia, dengan rawat diri cukup.
2. Kesadaran
a. Compos mentis (kesadaran penuh): kemampuan untuk menyadari informasi dan menggunakannya secara efektif dalam mempengaruhi hubungan dirinya dengan lingkungan sekitarnya.
b. Somnolen: terkantuk-kantuk
c. Stupor: acuh tak acuh terhadap sekelilingnya dan tak ada reaksi terhadap stimuli.
d. Koma: ketidaksadaran berat, pasien sama sekali tidak memberikan respon terhadap stimuli.
e. Koma vigil: keadaan koma tetapi mata tetap terbuka.
f. Kesadaran berkabut: kesadaran menurun yang disertai dengan gangguan persepsi dan sikap
g. Delirium: kesadaran menurun disertai bingung, gelisah, takut, dan halusinasi. Penderita menjadi tidak dapat diam.
h. Twilight state (dreamy state): kesadaran menurun disertai dengan halusinasi, biasanya terjadi pada epilepsi.
3. Orientasi
· Isi: orientasi orang, waktu, tempat, dan situasi
· Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menilai orientasi pasien, misalnya:
ü Mbak, kemarin datang ke sini hari apa/sudah berapa hari?(O-w) Datang sama siapa?(O-o) Kenapa dibawa ke sini?(insight) Waktu dibawa ke sini, mbak baru apa, dimana?(o-t,s)
ü Mbak tadi malam bisa tidur? Bangun jam berapa?(O-w) Yang nunggu mbak tadi malam siapa?(O-o) Tadi mbak sudah jalan-jalan ke mana saja?(O-t)
· Contoh: Orientasi o/w/t/s = b/j/b/b (b: baik, j: jelek)
4. Sikap, Tingkah Laku
· Isi: aktivitas (hiperaktif, normoaktif, hipoaktif), kerjasama (kooperatif, nonkooperatif), psikomotor (jika ada)
· Bentuk kelainan psikomotor yang dapat diamati:
a. Echopraxia: menirukan gerakan orang lain
b. Katatonia
ü Katalepsi: pasien tidak bergerak dan cenderung mempertahankan posisi tertentu.
ü Fleksibilitas serea: gerakan yang diberikan oleh pemeriksa secara perlahan, dan kemudian dipertahankan oleh pasien.
ü Negativisme: gerakan menentang/tidak mematuhi perintah.
c. Katapleksi: tonus otot menghilang sementara dikarenakan emosi
d. Stereotipi: aktivitas fisik atau bicara yang diulang-ulang
e. Manerisme: gerakan involunter yang stereotipik
f. Otomatis perintah: mengikuti perintah secara otomatis
g. Mutisme: tak bersuara
h. Agresi: perbuatan menyerang, baik verbal maupun fisik, disertai afek marah/benci.
5. Afek
· Afek: emosi yang diekspresikan oleh pasien, sehingga penilaiannya obyektif (dapat diamati oleh pemeriksa)
· Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara:
a. Jenis emosi : kemarahan, kesedihan, euphoria (peningkatan ekspresi kegembiraan), elasi (euphoria dengan peningkatan aktivitas psikomotor), eksaltasi (elasi yang disertai waham kebesaran), ekstase (agresi).